MENGENAL PENERBIT INDIE

MENGENAL PENERBIT INDIE

Narasumber  : Mukminin, S. Pd, M. Pd
Moderator     : Aam Nurhasanah, S. Pd

"Semua orang akan mati kecuali karyanya . maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". Ali Bin Abi thalib

Menulis merupakan kegiatan literasi paling sulit setelah mendengarkan dan membaca, tetapi semua orang bisa melakukannya . Menulis bukanlah bakat tetapi keterampilan yang membutuhkan latihan dan pembiasaan.

Awal kali bergabung di BM WAGnya Omjay, menulis resume merupakan beban berat, mesti merangkai kata demi kata agar menjadi sebuah kaimat yang bisa difahami dan enak dibaca. Lama-lama akhirnya terbiasa juga membuat resume meskipun pembendaharaan kata masih sangat kurang, miskinnya literasi dan kurangnya membaca menjadi faktor dalam menulis. Keyakinan dalam hati selalu ada, dengan berjalannya waktu dan faktor biasa menulis akan menjadi kebutuhan yang harus dilakukan.

  Malam ini tepat di hari Pahlawan, 10 November 2021,  memasuki pertemuan ke-17. Artinya,  tinggal 3 pertemuan lagi, saya dan semua peserta  sudah boleh menyusun naskah resume untuk dijadikan buku solo hasil pelatihan. Ditambah 10 pertemuan motivasi sebagai penguatan. (Insya Allah bisa).

 Pertemuan kali ini dengan moderator bu Aam Nurhasanah, S.Pd membuka kelas pelatihan dengan senyuman yang selalu mengias bibirnya, dan Narasumber yang akan membersamai peserta adalah cak inin  nama beliau Mukminin, S.Pd.,M.Pd. Lahir di Jombang, 6 Juli 1965. Lulus D2 IKIP NEGERI Surabaya th.1987. Lulus S 1 IKIP PGRI Tuban 1998. Lulus S 2 UNISDA LAMONGAN 2012. Jurusan Bahasa dan Sarta Indonesia.  Untuk mengetahui lebih lanjut tentang narasumber silahkan klik https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html

 Cak Inin  asuhan Om Jay gelombang 8. Telah menerbitkan  buku solo perdana berisi 55 Pantun Nasehat,  narasumber nekat selama tiga minggu menulis pantun sebanyak 55 pantun.  Buku ini sebagai hadiah ulang tahunnya  ke 55 th,  belajar menulis dari nol.di usia 55 th di gel 8 bulan Maret 2020 bersama Bu Noralia Purwa Yunita, Bu Aam, Pak Julius Roma Patandean, Mayor Nani, Om Bambang, Pak Suharto / Cing Ato.

  Hasil resume kuliah online bersama Om Jay dan PGRI pada gel.8 mulai Maret - Juli 2020  beliau  terbitkan buku yg cukup keren dan alhamdulillah menjadi buku laris manis sampai hari ini dengan judul "Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar"


Selama 2 tahun Cak Inin pun menerbitkan 3 buku solo, 11 buku antologi dan  1 buku Duet dengn Ibu Noralia Purwa Yunita yg terbit 3 bln yg lalu yg alhamdulillah juga laris manis.


Pada zaman melinial ini semua org bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yg di bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif untuk di tulis dan di terbitkan menjadi buku yang bermanfaat bagi orang lain.Untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Lima Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.

1. Prawriting
  • Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).
  • Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
  • Penulis banyak membaca buku.
2. Drafting
Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang die
sukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuk kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi
Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,   naskah mana yg perlu ditambahkan. 

4. Editting/ Swasunting
Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI. 

5. Publikasi  
Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Jika tulisan anda yang berupa naskah buku sudah yakin maka anda memasuki tahap publikasi atau penerbitan buku.

Pertanyaannya apakah anda sudah mempunyai pandangan penerbit yang akan menerbitkan buku anda ?
Jawabnya adalah penerbit Independen (penerbit indie) Di dalam grup ini ada 3 penerbit indie :
✓ Oase
✓ Gemala
✓ YPTD dan 
✓ Kamlia Press Lamongan.

Bedanya Penerbit Mayor dan Penerbit Indie

1. Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 
  • Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.
  • Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.
2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan
  • Penerbit mayor : 
Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.
  • Penerbit indie : 
Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

 3.  Profesionalitas
  • Penerbit mayor : 
Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.
  • Penerbit indie :
 kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

    4.  Waktu Penerbitan
  • Penerbit mayor : 
Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.
  •  Penerbit indie :
 Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

 5.  Royalti
  •  Penerbit mayor : 
kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.
  • Penerbit indie : 
Umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan
  • Penerbit mayor : 
Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 
  • Penerbit indie : 
Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

"orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah menulis adalah bekerja untuk keabadian"
dalam tulisan lainnya " tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun ? Karena kau menulis. Suaramu takan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh dikemudian hari". (Pramudya Ananta Toer)

Tanpa meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah dilupakan, hilang ditelan zaman. Tulisan itu abadi ia akan selalu ada sepanjang masa, berbeda dengan dengan kata-kata yang kita ucapkan lewat lisan ia akan sirna dan terlupakan.

MUTMAINAH


Komentar

  1. Mantab resumenya. Smgt terbitakan buku solonya yakin bisa

    BalasHapus
  2. Semangat terus ustadzah. Jgn kasih kendor 💪💪💪

    BalasHapus
  3. Bu mut ,mantap dan tambah semangat ,kreeen

    BalasHapus
  4. Kerenn...Jangan lupa identitas peresume dibawah flyer paling atas ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap bu Aam, hal sepele yg sering terlupakan, makasih masukan ya🥰🥰

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ide Menulis Bagi Guru

MENULIS BUKU TERBAIK PERPUSNAS

How To be the F1