MENJADI PENULIS BUKU MAYOR
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni
Moderator : Widya Setianingsih
Ayoo siapa yang tertarik menjadi penulis buku mayor ? Tentu semua orang berkeinginan untuk menjadi penulis apalagi di penerbit mayor. Sepertinya itu menjadi salah satu mimpi yang dimiliki semua penulis. Naskah yang nantinya berbentuk buku bisa dinikmati banyak orang. Apalagi saya masih penulis pemula. pasti hal tersebut adalah hal paling membahagiakan saya.
Namun perjalanan hingga buku diterbitkan ini bukan perkara mudah tapi tidak juga susah. Masalahnya penerbit sekelas mayor tidak berani menerbitkan karya seorang penulis pemula. Apalagi bila penulis pemula itu belum memiliki βnamaβ atau teruji kualitas tulisannya. Jangan sedih juga masih banyak jalan menuju roma kawan.
Malam ini pertemuan ke 21 yang akan membersamai kami adalah bapak joko Iawan Mumpuni, beliau seorang direktur penerbitan, penerbit andi, juga ketua IKAPI DIY, penulis buku bersertifiakt BNSP, asesor BNSP. Waw sederet jabatan yang beliau sandang tapi masih sempat dan mau memberikan materi di BM. Salam hormat buat pak Joko, bangga sekali rasanya menjadi peserta di kepenulisan ini. Salam sayang pula untuk bunda Widya cute yang baik hati dan tidak sombong. He.. He....
Bila kita belajar menulis dengan guru bahasa maka kita akan diajar fokus untuk bagaimana menggunakan tata bahasa dengan benar, menggunakan PUEBI dengan tepat, menempatkan tanda baca pada tempatnya.
Namun bila kita belajar menulis dengan para penulis yang telah banyak menerbitkan buku, maka kita akan diberi pengalaman bagaimana beratnya memulai menulis, ditolak penerbit, hingga masa-masa bahagia dan bangga ketika naskahnya diterima dan diterbitkan olah penerbit mayor, apalagi saat bukunya best seller dengan royalty yang gede.
Nah sekarang kita belajar nulis pada penerbit, tentunya akan dilatih, diberi informasi tulisan-tulisan seperti apa yang diinginkan penerbit untuk diterbitkan, bagaimana cara memasukaan naskah hingga diterbitjkan.
Perbedaan Penerbit Mayor dan penerbit Indie
Sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini; orang hanya mengenal penerbit Mayor dan penerbit Minor, masing-masing punya pendapat masing-masing apa yang membedakan penerbit mayor dan penerbit minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu kesimpulan yang pasti yaitu Jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor jauh lebih banyak dibanding penerbit minor. berapa jumlahnya? masing-masing punya pendapat sendiri.
Ada ribuan penerbit di Indonesia namun yang telah disebut sebagai penerbit mayor hanya sedikit bisa dihitung dengan jari tangan, maksimal plus jari kaki π dan Penerbit ANDI adalah salah satunya..
Mengapa penulis merasa lebih bangga jika karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor? Tentunya naskah karyanya akan dikelola lebih profesional, penerbit mayor biasanya punya fasiliatas lebih baik, modal, percetakan, SDM juga jaringan pemasaran yang lebih luas.
Dan... agar karyanya bisa masuk diterima diterbitkan oleh penerbit mayor harus melalui sleksi dengan tingkat persaingan yang sangat amat ketat. Contoh di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 sd 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sd 60 judul saja. tentunya sisanya dikembalikan ke penulis atau ditolak.
Karena begitu sulitnya menembus penerbit profesional baik yang penerbit minor apalagi penerbit mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang saat ini penerbit seperti ini kita sebut dengan Pnerbit Indie.
Mari meyakinkan diri semua sudah ada dilavel paling atas... hanya kurang PD atau kurang nekad aja sehingga karyanya nggak muncul muncul.
Ketika sudah ada kemauan yang kuat untuk menulis buku, maka pertanyaan selanjutnya adalah kapan mulai menulis dan menulis buku apa? Awas jangan sekedar menulis buku asal jadi bila tidak ingin naskah buku kita ditolak oleh penerbit. Kita harus tahu pertimbangan utama penerbit dalam menerima naskah buku untuk diterbitkan yaitu:
Penerbitan adalah Badan Usaha yang mencari keuntungan dngan melibatkan banyak pihak.. yang semuanya penting
Jadi hanya ada 4 pihak utama yaitu
- Penerbit,
- Penulis,
- Penyalur
- Pembaca
1. Minat Baca
- Budaya baca
- Kurang bahan bacaan
- Kualitas membaca
- Budaya tulis
- Tidak tahu prosedur menulis dan penerbitan
- Anggapan yang salah tentang dunia penulisan dan penerbitan
3. Apresiasi Hak Cipta
- Pembijakan
- Duplikasi non legal
- perangkat Hukum
- Memiliki visi misi yang jelas
- Memiliki Bussines core lini produk tertentu
- pengalaman penerbit
- Jaringan pemasaran
- Memiliki percetakan sendiri
- Keberanian mencetak jumlah eksemlar
- kejujuran dalam pembayaran royalti
Hal yang di dapat penulis bila buku sampai diterima oleh penerbit mayor
- Kepuasan
- Reputasi
- Karir
- Uang
- Editorial bobot 10 %
- Peluang potensi pasar bobot 50%
- Keilmuan bobot 30%
- reputasi penulis bobot 10%
Lalu bagaimana mencari tema tema tulisan yang popular atau sedang ngetrend diburu oleh para calon pembaca. Untuk mengetes apakah tema yang kita pilih sedang ngetrend atau tidak dapat kita uji dengan Google Trend. Kemudian untuk menentukan apakah nama penulis nya punya nilai jual atau tidak biasanya penerbit akan cek CV dari penulis tersebut kemudian mengkonfirmasi dengan data Google Cendekia, akun sosmednya berapa followernya, berapa jumlah pertemannanya, berapa jumlah subscribernya dan lain-lain.
Sekarang kita akan test apakah tema tentang "BATU AKIK" populer nggak saat ini..? Kita ketikan "batu akik" dikolom Google Trend maka hasilnya tidak populer lagi. Sangat kelihatan kalau tema "batu akik" sudah tidak populer lagi untuk saat ini tetapi menjadi trend sekitar 10 tahun lalu..
Ini salah satunya "internet Of Thing" untuk mencari tema-tema yang menarik. Ini baru sisis TEMA POPULER, padahal tadi ada syarat kedua yang harus dipenuhi yaitu PENULIS POPULER. Apakah kita sekarang sudah merasa POPULER ?
Bagaimana Penerbit cara mengecek apakah penulis tersebut Populer. Penerbit akan melacak profil penulis dari berbagai sumber:
- Berapa banyak teman/pengikit disosial media
- Seberapa aktif digrup2 yang diikuti akan lebih baik kalau penulis ini sebgai adminnya dengan jumlah anggota ratusan ribu.
- Apakah penulis ini punya blog sendiri dan seberapa aktif dan bagimana repon pembacanya. 4.
- Google Scholar adalah yang paling dicermati oleh Penerbit.
Berapa oplah (jumlah cetakan) yang akan dibuat oleh penerbit, jawabnya tergantung dari kwadran berikit diatas. Ilmu2 murni akan memiliki lifecycle yang panjang, sampai bertahun tahun buku itu cetak ulang terus karena laku dan tidak perlu direvisi..
Market lebar artinya banyak dibutuhkan oleh masyarakat, jika itu buku pelajaran maka jumlah siswa/mahasiswanya sangat banyak.
Pertanyan lain yang sering muncul adalah Peneribit ANDI memakainya selingkung apa? Pada umumnya penerbit memakai gaya selingkung semua yang ada didunia.
- Menulis tidak begitu memperhatikan kebutuhan pasar
- Tidak begitu suka dengan campur tangan pihak lain
- Imbalan pinansial tidak begitu dipentingkan
- Kesempurnaan sebuah karya lebih penting dari pada produktifitas
- menulis dengan sangat memperhatikan kebutuhan pasar
- Terbuka dan lapang dada terhadap segala intervensi pihak lain
- imbalan finansial merupakan tujuan utama
- Terkadang penting dari pada produktifitas
- Tetap memperhatikan kebuthuhan pasar
- Tetap berani ambil sikap yang berbeda dengan kebanyakan pennulis lain
- Meskipun terbuka terhadap masukan orang lain tetap mempunyai pendirian yang kokoh
- Imbalan finansial memang penting namun tetap memperhatikan kwalitas
- keseimbangan antara kesempurnaa karya dan produktifitas
- Cetak naskah lengkap
- Sertakan bio dan data diri anda
- Sertakan deskripsi segmen pasar yang ingin diraih
- Masukan amplop dan kirimkan ke penerbit
- tunggu pemberitahuan apakah naskah anda diterima tau ditolak
Ketika kita sudah punya ide untuk menulis buku kemudin langsung dicetak menjadi buku, maka kita sudah siap dengan resiko buku itu tidak laku karena belum tentu ada konsumennya, oleh karana itu setelah punya ide ada baiknya dipastikan dulu siapa sja yang akan menjadi pembacanya. Jadi prosesnya kan menjadi seperti dibawah ini. Karena kreteria penerbit dalam memutuskan apakah suatu nasakah akan diterima dan diterbitkan adalah dengan komposisi prosestase bobot penilaian.
Wow, keren keren keren ππ
BalasHapusKeren ibu ketua, apa saya copas aja ya hehe
BalasHapusEmang berani?
HapusHa... Ha...... Berani enggk bu ovi
HapusSelalu pertama,kereeen pokoknya π
BalasHapusπ€π€
HapusTetap bertahan ,tercepat,terdepan dan terlengkap ,Ibu Ketua kita memang Top Bgt
BalasHapusMakasih bundaa
HapusWaw ,luar biasa komlit dan panjang π
BalasHapusLuar biasa sNgat lengkap ini mah, semangat bund ketua
BalasHapusKuuereeen buuu ... Selalu yang terdepan dan terhandal tulisannya buuu ... Saluuut ππ»ππ»ππ»
BalasHapusSalam sayang tazah yang tidak sombong dan suka menabung. Besok datang pagi duduk depan sendiri yaa.. Wkwkwk
BalasHapusNaaah, narasumber keren ikut komenπ₯°
HapusMantul bundaaaπππ
BalasHapusLengkap banget bundaaa,, TOP deh...
BalasHapusKoq bisa konsisten ya Bu Ketua, pasti di malam malam yang akan datang, aku merindukanmu. Keren, lengkap,
BalasHapusMantap....buku solo ini...
Mantap...sangat lengkap
BalasHapusKereen.. Bunda ketua... Memang TOP....
BalasHapusTetap. Semangat.. Lan jangan lupa di tengah kesibukan tetap olah raga ringan... Bu ketua...
BalasHapusMantap... Keren bu Ketua
BalasHapusGaskeun...mantul Bu Emut
BalasHapusMantapkan langkah menjadi penulis serius
BalasHapusPingin kipas tapi kurang puas jika jadi plagiat lebih enjoy usaha sendiri the best F1
BalasHapusMantap jiwa dah, Bu Muthmainnah. :)
BalasHapusSemoga semakin banyak guru menembus penerbit mayor
BalasHapusHebat....bisakah tulisan saya nanti menembus pasar??
BalasHapus