MENULIS ITU MUDAH


MENULIS ITU MUDAH

Pertemuan ke 10


Menurut saya , menulis bukanlah sesuatu yang dianggap mudah, menulis suatu pekerjaan yang menguras otak untuk berpikir, walau kata orang menulis  tidak sesulit apa yang di pikirkan, semuanya harus didasarkan atas kemauan yang kuat dan kemampuan yang baik. 

Sampai hari ini, saya masih belum mampu menulis dengan ide yang mengalir begitu saja, masih saja harus mereka-reka kata agar mudah untuk dibaca dan difahami, masih bingung merangkai kata, dan bahkan writer's blok selalu datang tanpa diundang.

Menulis itu sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, syaratnya ada kemauan dan praktek untuk menjadi seorang penulis. Sebelumnya saya tidak menyangka sama sekali bakal bergabung dipelatihan menulis ini, berawal dari melihat postingan seorang teman di beranda Facebook yang telah menelurkan buku antologi pertamanya saya jadi tertarik.

Dari sinilah timbul keinginan saya untuk belajar, mulai bergabung di WAG kepenulisaan. ya walaupun saya sendiri  tidak tahu, apakah resume yang saya buat ini enak dibaca atau tidak. Semuanya tergantung dari pembaca yang menilai. Saya tidak peduli, yang penting menulis apa yang ada dalam pikiran saya, terserah tentang kualitas, itu semua bagi saya nomor sekian, semangat menulis saja dulu yang saya pupuk biar terus tumbuh subur.

Hari ini Senin tanggal 25 oktober 2021 jam 19.00 pertemuan ke sepuluh dengan moderator super keren Bu Aam Nurhasanah yang selalu ceria, selalu memotivasi semua peserta di grup pelatihan belajar menulis, Nara sumber hebat malam ini  Bapak Dr. Ngainun Naim dilahirkan di tulungagung 19 juli 1975 silam membahas menulis itu mudah. Tetapi bagi pemula yang baru belajar menulis  tentu saja banyak kendala dan bingung bagaimana cara memulainya seperti susah ide, miskin kosa kata, sulit merangkai kata, menunda-nunda, bingung mau menulis apa, tidak percaya diri, merasa tulisannya jelek/tidak layak untuk dibaca. Dan semua kendala itu solusinya adalah menulis dan membaca.

Riwayat pendidikan narasumber

  • SDN sambi doplang sumbergempol Tulungagung lulus tahun 1988
  • MTsN Tunggangri Kalidawar Tulungagnung 1991
  • MAN Denanyar jombnag 1994
  • S-1 STAIN Tulungagung 1998
  • S-2 Studi Islam Universita islam malang 9UNISMA) 2002
  • S-3 Studi Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011 
Karya tulis 

  1. Menulis itu Mudah 2021
  2. Aktualisasin Pemikiran Islam Multikultural (Akademi pustaka 2020)
  3. Literasi dari Brunai Daarussalam (Akademi Pustaka 2020)
  4. Spirit Literasi (Akademi Pustaka (2019)
  5. teraju (Tulungagung : IAIN Tulungagung ress (2017)
  6. Merawat nusantara ( Mlanag , Genius Media 2017)
  7. Proses Kreatif Penulisan akademi  (akademika Pustaka 2017)
  8. Menipu setan, kita waras di Zaman Edan ( jakarta, quanta 2015)
  9. The power of Reading (Yogyakarta , Aura Pustaka, 2013)
  10. Charakter Building (Yogyakarta Ar-Ruz Media 2012)
  11. pendidikan Multikultural : Konsep dan aplikasi , Cet.IV (Yogyakarta, ar-Ruz Media 2008)
  12. Islam dan Pluralisme Agama (Yogyakarta aura Pustaka 2014)
  13. Self Development, Personal Sosial da Spiritual (Tulungagung, IAIN Tulungagung, Press 2015)
  14. Merajut kerukunan antar umat Beragama (Tulungagung, IAIN Tulungagung, Press 2012)
  15. Pengantar studi islam,  (Yogyakarta GrePublishing,  2011)
  16. Sejarah Pemikiran hukum islam (yogyakarta, teras 2009)
  17. Kompassianer Merajut Indonesia (buku bersama)  9jakarta, kompas 2003), 
  18. Resiko melawan pemikiran liberal, dalam Ullil abshar Abdallah, dkk, Islam liberal dan pundamental, sebauh pertarungan wacana (Yogyakarta Elsaq 2003)
  19. Teologi kerukunan mencari titik temu dalam keragaman (yogyakarta, teras 2009)
  20. krisis dalam Dunia Pendidikan Dimensi kemanusiaan dan pengemabangan nalar spiritual dalam akhlak (ed) Meniti jalan pendidikan islam (Yogyakarta, pustaka pelajar 2003)
  21. Konservasi lingkunagn berbasisi Tradisi (yogyakarta, teras 2009)
  22. spirit literasi (Tulungagung, STAI  Tulungagung press  2011)
  23. Rekonstruksi pendidikan Nasional , membangun Paradigma yang mencerahkan (yogyakarta, teras 2009)
  24. Resoluis menulis (SPN grup 2017)
  25. The power Of writung 9ypgyakarta lentera kreasi Indo 20150
  26. dan beberapa buku lainnya.
Apa betul menulis itu mudah ?

Jawaban sederhananya mudah, tapi dengan catatan bagi yang sudah bisa, bagi yang belum bisa tentu sulit,begitu kata narasumber malam ini. Bagaimana caranya agar menulis itu mudah diantaranya adalah

  • Kunci pertama Mindest
 Setting pikiran kita kalau menulis itu mudah bukan sulit karena kalo setting pikiran kita itu sulit, pikiran kita akan dihantui perasaan bahwa menulis itu sulit. Jadi ciptakan pikiran bahwa menulis itu mudah. Bagaimana jika kenyataannya tetap sulit ? Mindset mudah paling tidak membantu kita tetap optimis untuk mewujudkan bahwa menulis itu tidak sulit.

  • Kunci kedua  ciptakan pikiran jika menulis itu keterampilan SEKOLAH DASAR.
 Menulis ini sesungguhnya tidak selalu butuh pendidikan yang tinggi-tinggi. keterampilan menulis itu merupakan keterampilan tingkat sekolah dasar. Menulis harus dimulai dari keyakinan. Tanpa keyakinan, orang tidak akan bisa menulis. Jika seseorang ingin bisa menulis, hal yang diperlukan bukan suatu bakat istimewa, tetapi minat yang besar dan kemauan berlatih. Perpaduan dua hal ini yang bisa membuat seseorang menjadi penulis. Nah, dari sini jelas bahwa MINAT dan KEMAUAN BERLATIH yang menjadi kunci sukses dalam menulis, pendidikan bukan jaminan

  •  Kunci ketiga BANYAK MEMBACA. 
Membaca merupakan SYARAT WAJIB untuk bisa menulis yang baik, rasanya kecil kemungkinan orang bisa menulis dengan baik jika tidak memiliki budaya membaca, nah, kebiasaan membaca inilah yang membuat ide menulis itu mudah ditemukan dan kemudian dikembangkan. 
  • Kunci keempat Meluangkan waktu, bukan menunggu waktu luang.
 Dari hari ke hari kesibukan kita bukannya berkurang tetapi semakin bertambah Jika menuruti kesibukan, kita tidak akan sempat untuk menulis, maka kunci untuk mengatasinya adalah LUANGKAN WAKTU, BUKAN MENUNGGU WAKTU. Jika kita  menyempatkan waktu secara konsisten setengah jam sehari, itu sudah sangat luar biasa. 
  • Kunci kelima rajin mengamati, mencatat, dan mengolah menjadi tulisan.
Jadi penulis itu harus tajam mengasah pendengaran dan penglihatan. Bedanya penulis dengan bukan penulis itu pada kemampuan mengangkat hal biasa menjadi berbeda. Setelah mengamati, jangan lupa mencatat. Penulis itu rajin mencatat apa yang ditemukan. 

Setelah itu diolah menjadi tulisan. Jangan berpikir menghasilkan tulisan yang sempurna,tugas penulis yang utama itu terus berproses menulis. Jika sudah konsisten menulis, kualitas akan mengikuti, intinya terus berproses dengan menulis dan terus menulis.
  • kunci 6; belajar menulis kepada penulis
Jadi belajarlah kepada para penulis, pengalaman mereka sangat penting buat kita memperkaya perspektif dalam kepenulisan.

 
Sebuah catatan narasumber yang saya kutip dari laman https://www.spirit-literasi.id/2021/10/tipe-dan-kuadran-menulis.html

Dunia menulis memang unik. Setiap orang yang menekuni dunia menulis selalu memiliki pengalaman personal yang unik. Ada suka duka, pengalaman mengesankan, dan banyak hal yang tidak mudah untuk diceritakan.

Secara sederhana orang yang menekuni dunia menulis bisa dibedakan menjadi beberapa tipe. Tipe pertama adalah mereka yang terus bertahan, berproses, dan menekuni dunia menulis sejak mulai berkiprah sampai sekarang. Bagi penulis tipe ini, menulis sudah menjadi bagian tidak terpisah dari kehidupan. Hari-harinya diisi dengan terus menulis dan menghasilkan karya. Cara kerjanya konsisten.

Penulis tipe pertama ini tidak kenal musim. Orangnya selalu bisa eksis meskipun zaman berubah. Karyanya terus saja muncul seolah tidak kenal jeda. Bagi kelompok ini, tugas penulis adalah menulis dan menulis.

Tipe kedua adalah penulis musiman. Maksudnya, ia produktif menulis tidak setiap saat tetapi bergantung kepada momentum. Bagi dosen, mereka baru produktif menjelang deadline laporan kinerja, deadline laporan penelitian, dan deadline lainnya. Saat semacam ini mereka sangat produktif. Setelah tugas selesai, menulis juga berhenti.

Profesi lainnya juga sama. Bagi tipe ini, dorongan eksternal menjadi penentu kinerja. Ketika tidak ada dorongan, aktivitas menulis cenderung pasif.

Tipe ketiga adalah penulis yang pernah produktif. Pada suatu masa, tipe ini sangat produktif dalam menghasilkan karya. Tulisan demi tulisannya terus saja bermunculan. Banyak orang yang mengagumi produktivitasnya.

Namun zaman berubah. Kehidupan penulis tipe ini juga berubah. Produktivitas yang pernah disandang perlahan mulai surut sampai kemudian hilang sama sekali. Tidak ada lagi karya yang dihasilkan.

Tentu ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Bisa jadi karena kesibukan kerja, menulis tidak lagi memberikan keuntungan finansial, kalah dengan kehadiran para penulis baru, dan banyak sebab lainnya. Karyanya tidak lagi muncul. Namun demikian masyarakat pernah mengenalnya sebagai seorang penulis yang produktif.

Tipe keempaat adalah penulis yang pernah muncul dengan karyanya. Mungkin ia pernah menulis satu atau dua artikel. Bisa juga satu atau dua buku. Setelah itu tidak lagi ada karya yang terbit. Namun demikian sejarah mencatat bahwa penulis tipe ini pernah menorehkan karyanya.

Tipe kelima adalah penulis cita-cita. Ya, cita-citanya menjadi penulis. Namanya juga cita-cita, belum ada karyanya. Ia masih terus membangun cita-citanya, entah kapan akan terwujud.

Dalam perspektif berbeda, penulis buku produktif Nurul Chomaria membagi penulis menjadi beberapa kuadran. Menurut penulis lebih dari 70 judul buku tersebut, ada empat kuadran penulis. Kuadran pertama adalah penulis yang mau dan mampu. Di kuadran kedua, penulis yang tidak mampu tapi mau. Kuadran ketiga adalah penulis yang mampu tapi tidak mau. Adapun di kuadran keempat, adalah tidak mampu dan tidak mau. Jika kita sudah memahami di posisi mana kita, maka kita dapat menentukan langkah.

Baiklah, sekarang mari kita instropeksi diri. Anda termasuk tipe mana? Masuk kuadran yang mana? Anda lebih tahu. Namun yang lebih penting bukan tahu posisi tetapi apa yang akan Anda lakukan setelah mengetahui posisi diri Anda.

Setelah membaca tipe Kuadran menulis, saya masuk ke tipe kuadran ke dua, tidak mampu tapi mau,  kemauan yang yang tinggi sehingga memaksakan diri untuk belajar menulis, karena yakin  dimana ada kemauan disitu ada jalan, jika kita mau berusaha pasti akan mendapatka kemudahan.
 
Saya  yakin kemampuan menulis bukan karena bakat, menulis itu keterampilan yang harus sering dilatih. Seperti halnya keahlian lain, jika sering dilatih akan semakin mahir. Pun dengan kegiatan tulis menulis ini semakn sering dilatih menulis maka semakin terbiasa untuk menulis. Menulis juga harus dibiasakan agar terbiasa, bahasanya Ibu Aam yang menjadi moderator malam ini Allhumma paksakeun, karena kalau tidak dipaksakan susah untuk terbiasa.

Jadi ada 6 kunci yang kita dapatkan malam ini, ayo kita gunakan ke-6 kunci tersebut dengan baik, maka menulis akan menjadi sangat mudah.


Mutmainah





Komentar

  1. Allahuma Paksakeun, Bismillah. The Next writers.. Semangat!

    BalasHapus
  2. Tapi ini hasil kurasan otaknya mengalir deras dan mantul bu πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  3. Bahasanya mengalir, mudah dipahami...asyik baca resumenya,Bun. Manttepp.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih bu, jangan kasih kendor mudah2an semakin semangat

      Hapus
  4. Asyik baca resumenya, keren, semangat terus dalam menulis

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

How To be the F1

Ide Menulis Bagi Guru

Menjadi Yang Ke dua