MENULIS DIKALA SAKIT

 


Narasumber : Suharto, M.Pd

Moderator    : Dail Ma'ruf


Ingatlah lima perkara sebelum datang lima perkara : Mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu


Menulis adalah kebutuhan dasar manusia untuk menuangkan sebuah cerita, ide, imajinasi termasuk cerita hidup. Hal ini bisa mengurangi tingkat stres yang akhirnya bisa meringankan penderitaan yang dirasakan

Kuliah malam ini membahas menulis dikala sakit. Tidak terbayang bagaimana mencurahkan ide pikiran dalam kondisi tidak sehat, badan sehat pun sulit menulis karena begitu banyak kendala, entah itu malas, tidak punya ide bingung apa yang mau ditulis. Sebetulnya itu semua alasan semata, terbukti narasumber hebat kita meskipun dalam kondisi sulit namun bisa tetap berkarya.

Malam ini aku disentil oleh narasumber hebat, beliau disaat kondisi sedang tidak baik baik saja mampu berkarya menelurkan banyak buku baik itu solo,  aku dengan kondisi badan sehat jangankan buku solo antologi pun hanya beberapa saja. Belajar dari kisah narasumber meski sakit namun mampu menorehkan sejarah, mengukur prestasi, karyanya abadi sepanjang jaman.

Narasumber malam ini bapak Suharto, M.Pd atau lebih dikenal Cing Ato berasal dari Jakarta asli Betawi mengajar di MTsN 5 Jakarta tepatnya di Jakarta Utara, beliau berkisah awal menulis sebelum sakit beliau sudah kenal menulis dan menghasilkan buku solo yang berjudul mengejar adzan. buku pertamanya yang menjelaskan tentang kehidupan masa kecil sampai menjadi guru dan menjadi PNS di kemenag. Berawal dari tidak bisa menulis jangankan menyusun kalimat menyusun kata-kata saja kesulitan dan bahkan tidak tahu apa itu litersi, hanya ada kegiatan litersi di sekolah dan kegiatannya hanya membaca buku lalu diringkas dan di kumpulkan. Beliau tertarik belajar menulis lalu membeli buku tentang tulis menulis tetapi bingung darimana memulainya, lalu beliau buka facebook untuk mencari informasi menulis, dan sekitar tahun 2016 beliau menemukan grup kelas menulis kemudian daftar dan mengikuti pelatihan menulis sehingga menemukan kunci bagaiman cara menulis dari omjay.


Cang Ato Sakit

Tiga tahun delapan bulan Cing Ato masih berjuang untuk pulih. Ia tidak tahu sudah berapa biaya yang dikeluarkan, hanya yakin Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. beliau nikmati saja ujian dari Tuhan ini sambil terus menyukuri nikmat lain yang Tuhan berikan

Pak Nasrullah dalam bukunya magnet rezeki, mengatakan ujian dan musibah laksana sebuah permen. Pembungkusnya adalah musibah, tetapi di balik pembungkus itu Allah sudah sediakan berjuta kenikmatan. Maka itu, terimalah dengan ikhlas dan banyak bersyukur. Intinya dibalik segala sesuatu ada mengandung hikmah.

Tidak ada yang dapat dilakukan oleh Cing Ato dalam kondisi serba keterbatasan, kecuali membaca dan menulis. Dahulu menulis dengan alat tulis dan membaca harus membuka buku. Kini zaman teknologi cukup dengan gawai atau smartphone kita bisa membaca dan menulis.

Bagaimana Cara Cang Ato Menulis

Semua berawal dari tidak aktifnya Cang Ato karena tubuh tidak bisa bergerak selama satu tahun. Terkadang agak stres juga karena tidak ada yang dikerjakan, hanya melamun seorang diri di kamar. Sesekali minta televisi dihidupkan. Karena tidak bisa menekan remot televisi tidak pernah ganti channel. Lama-kelamaan boring juga.

Tetiba ada suara dari gawai istri Cang Ato yang tertinggal. Beliau meminta bantuan asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dadanya dengan beralaskan bantal.beliau mencoba menyentuh gawai, ternyata bisa tersentuh. Setelah istrinya pulang dari mengajar Cang Ato bertanya kepada istrinya dimana gawainya. Maklum sudah 1,6 tahun ia tidak melihat gawai. Istrinya pun langsung mengambilkan gawai. Cang ato minta dibelikan paket internet dan berganti nomor. Karena nomor yang lama sudah tidak aktif.

Dari sinilah Cang ato melacak akun Facebooknya. Butuh waktu tiga hari baru ketemu fasword. Mulailah ia menulis dan memposting kondisinya. Dapat satu pekan menulis timbul dalam pikiran. Kenapa tidak menulis apa yang sedang dialaminya saja. Akhirnya Cang Ato menuliskan mulai dari terserang penyakit, dirawat di rumah sakit, bagaimana menjalani selama di rumah sakit, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama sakit, dan beliau tutup tulisan sampai kembali ke Madrasah.

Rahasia Cang Ato Menerbitkan Buku

Cang Ato menulis sesuai kronologis yang terjadi, jadi secara berurutan. Seperti melihat sinetron berseri. Banyak apresiasi dari sahabat Dumai. Bahkan tulisannya dinantikan dan ditunggu kehadirannya. Pembacanya pun diajak menentukan judul artikel terakhir. Banyak yang memberikan judul artikel terakhir. Cang Ato memilih"Kembali ke Madrasah". Kenapa kembali ke madrasah? Ya, karena beliau berawal dari madrasah lalu ke rumah sakit dan tak pernah kembali selama 18 bulan.


Ketika dipertengahan jalan ada sahabat sekaligus seorang narasumber yang memberikan ilmu kepada Cang Ato ketika itu beliau ikut pelatihan dengan KSGN. Beliau menghubungi cang Ato dan bertanya Apakah yang sedang di tulis kisah orang atau kisah sendiri. Karena tokoh utamanya diganti dengan kata "AKU".

Beliau langsung menghubungi Cang Ato lewat vicol. Otomatis beliau melihat kondisi yang sebenarnya. Kurus seperti tengkorak hidup, suara tidak jelas, selang NGT masih menempel di hidung, selang ventilator masih menempel di leher. Beliau terharu dan mencoba melacak tulisan Cang Ato dari awal. Baru seperempat jalan beliau tidak sanggup lagi membacanya.

Seminggu berselang Om Jay menghubungi Cang Ato lewat vicol. Beliau pun terharu tetapi beliau salut dan mengapresiasi tulisan Cang Ato. Dari sinilah Om Jay mengajak untuk ikutan pelatihan menulis. Cang Ato pun ikut walau terkadang tubuhnya tak mampu mengikuti. Alhamdulillah, karena lewat WhatsApp, materinya bisa dibaca di siang hari. Selanjutnya materi tersebut disimpan di blog lalu dijadikan sebuah buku "Belajar Tak Bertepi"

Dari mengikuti pelatihan menulis gelombang 8, setidaknya memperkaya tulisan, dan tulisan Cang Ato semakin hidup. Karena semua benda yang ada disekitar ruang rumah sakit beliau ikut sertakan dan divisualisasikan seperti suatu yang bernyawa. Kalau kata Om Budiman salah satu narasumber pelatihan ini. Disebut dengan istilah CERPENTING (cerita pendek tidak penting).

Buku tersebut Cang Ato beri judul"GBS Menyerangku" kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka dengan menulis. Alhamdulillah, setelah jadi buku banyak yang berminat hingga kini.

Karena menulis setiap hari maka ratusan artikel sudah Cang ato miliki. kemudian disimpan di Facebook dan blogspot. Dari artikel inilah dijadikan buku kedua ketika sakit. Yaitu, Menuju Pribadi Unggul. Untuk memperindah tulisan dibuku,Ia berguru dan langsung dibimbing oleh bapak Akbar Zaenudin. Setelah jadi beliau menyarankan untuk mencoba dikirim ke penerbit mayor. Cang Ato tidak bersedia, karena terlalu lama menunggu diterima atau tidaknya. Menuju Pribadi Unggul itu buku kedua yang ditulis saat sakit.

Hampir setiap hari Cang Ato menulis, kebetulan masa pandemi covid-19 terjadi, sehingga hampir dua tahun bekerja dari rumah. Waktu-waktu kosong itulah dimanfaatkan untuk menulis.Cang ato tidak bisa tidur sebelum mendapatkan ide untuk menulis. Sehingga terkadang ia banyak menerawang sampai dapat ide apa yang besok saya tulis.

Daftar buku solo.
  1. Mengejar Azan (dua bulan sebelum sakit) 2018
  2. GBS Menyerangku 2020
  3. Menuju Pribadi Unggul2020
  4. Kompilasi kisah inspiratif 2021
  5. Belajar tak bertepi 2021
  6. Aisyeh Menunggu cinta (Roman Betawi)2021
  7. Menepis kesulitan menulis 2021
  8. Gadis pemikat (cerpen) 2022
  9. Kado khusus sang bintang (motivasi belajar)2022
  10. Lentera Ramadan 2022

Sedang digarap

  • Catatan harian guru blogger madrasah
  • Cing Ato Belajar pantun
  • Cing Ato Belajar puisi 
  • Menulis dikala Sakit.

Alasan kenapa  menulis

  1. Untuk menambah amal ibadah 
  2. Kebanjiran teman yang ingin bersahabat
  3. Banyak yang konsultasi tentang menulis
  4. Kedatangan para yuotuber
  5. Menjadi narasumber pada pelatihan di KSGN PGRI
  6. Mendapatkan penghargaan dari Bang Jafar DKI sebagai "Pahlawan pendidikan" Jakarta.
  7. Banyak teman kerja dan teman medsos yang membuat buku.
  8.  Bisa naik pangkat.
  9. Untuk kebanggaan/ motivasi/ inspirasi.
  10. mengabadikan ilmu biar tak hilang...






Komentar

  1. Tulisan bunda satu ini memang sangat luar biasa, ,
    Sangat rapi dan yang unik kata pembukanya, , masya Allah bangat

    BalasHapus
  2. Masya Allah, luar biasa Ibu ketua

    BalasHapus
  3. salam ketua,,pkoknya tidak diragukan lagi,the best salam literasi

    BalasHapus
  4. Dipenghujung kelas, tetiba lapar menyerang, kutinggalkan kelas sesaat, sekedar mencari apa yang bisa menjinakkan si lapar, kembali ke kelas...ia sudah duluan bertakhta di nomor pertama...salut....

    BalasHapus
  5. Awal y saya mau nulis prolog 5 perkara sebelum 5 perkara
    Untung ga jadi
    Samaan kita Bu hehe
    Mantep lah kereeen

    BalasHapus
  6. Keren kali mbakku, lengkap , tertata rapi, apik lagi,smngat mbakku

    BalasHapus
  7. Luar biasa, bunda ketua.. Top lan cakep literasinya...

    BalasHapus
  8. MasyaAllah selalu keren Mbak Imut nih si ketua kelas nih

    BalasHapus
  9. Bu ketua yang luar biasa dan selalu memotivasi selalu menjadi yang terdepan keren bun

    BalasHapus
  10. Luar biasa,selalu semangat jadi nomor satuπŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  11. Masya Allah tulisannya ngalir,mantul

    BalasHapus
  12. Keren banget keren πŸŽ–️πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  13. Moga kita bisa mengikuti jejak semangat berkaryanya Cing Ato

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ide Menulis Bagi Guru

MENULIS BUKU TERBAIK PERPUSNAS

Blog dan Youtube Mengantarkanku Menjadi Guru Inspiratif Terbaik Nasional