Tradisi ngatir di Lebak Unique

 


Banten, salah satu provinsi yang ada di Indonesia, dulu sebelum adanya otonomi daerah Banten masuk wilayah Provinis Jawa Barat. Namun sejak tahun 2000 menjadi provinsi tersendiri dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000.

Secara Administratif, Provinsi Banten terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 Kota. Salah satunya adalah kabupaten Lebak, lebih dikenal Lebak Unique atau kota kecil dengan sejuta cerita.

Lebak terkenal dengan destinasi wisata dan kearifan lokalnya, ada suku adat baduy, negri diatas wawan wewengkon Citorek, kebun teh cikuya, Pantai Sawarna, pantai bagedur, karang taraje, musium Multatuli, curug munding dan lain sebagainya.

Salah satu kearifan lokal yang ada di Lebak Unique adalah ngatir. Ngatir merupakan kearifan lokal yang ada di kec Cipanas kab,. Lebak. Hal ini sudah terjadi entah dari jaman nenek moyang yang mana. Ngatir menjadi adat kebiasaan yang turun temurun dari tahun ketahun dan tidak boleh ada yang berubah.

Ngatir dilaksanakan setahun dua kali yaitu pada 12 bulan Rabiul awal atau Maulid nabi dan 15 bulan Syaban atau Ruwah. Tradisi Ngatir merupakan tradisi warisan turun-temurun warga Cipanas, sebagai bentuk rasa syukur, terutama untuk berbagi dengan sesama tanpa membedakan status sosial sehingga jalinan tali silaturahmi dapat selalu terjaga.

Ngatir adalah tuker hancengan atau berkat yang biasa dilakukan antar kampung. Ditanggal 12 rabiul awal setiap warga mengumpulkan hancengan dalam bakul yang isinya nasi timbel 6 buah, beras 6 bungkus setiap bungkus satu liter, sarden, minuman, kopi, kerupuk, lalapan, telor, mie instan, yang semuanya berisi 5 sampe 6 biji dan yang wajib ada satu bakakak Ayam utuh.


Tatacara Ngatir ala Cipanas Lebak, ditanggal 12 pagi seluruh warga mengumpulkan hancengan ke masjid, kemudian hancengan tersebut dihitung jumlahnya untuk dibagikan ke kampung sebelah yang diundang untuk ngatir.

Yang terlibat ngatir didaerah saya 3 kampung terdekat, yaitu kampung lurah, kampung babakan dan kampung sukamaju. Ketiga kampung ini nantinya saling mengundang untuk bertukar hancengan. Misalnya kampung babakan pagi hari mengundang kampung lurah untuk ngatir.

Sekitar pukul 7 pagi warga kampung lurah berbondong-bondong menuju kampung babakan untuk ngatir, tua muda miskin kaya semua berbaur menjadi satu berburu hancengan. Dan ini hanya berlaku untuk kaum pria dari balita sampai dewasa. Kaum perempuan cukup duduk manis didepan rumah sambil menunggu yang ngatir datang.

Setelah datang dari kampung babakan, lanjut ke kampung Sukamaju, begitu juga aturannya sama. Satu bakul atau satu hancengan dibagi 5 sampe 6 orang.

Siang hari setelah duhur bagian kampung lurah yang mengundang warga kampung babakan dan Kampung Sukamaju. Khusus untuk sukamaju dan babakan hanya satu kali ngatir. Jadi kampung lurah langsung diserbu dua kampung sekaligus.

Entah bagaimana aturannya namun tradisi ini sudah turun menurun dan tidak ada ada istilah rugi dan untung meskipun kampung lurah dapat jatah dua kali ngatirngatir, sedangkan sukamaju dan babakan satu kali ngatir.




Komentar

  1. Waw keren nih tukisann
    Berbicara adat kearifan lokal dan destinasi
    Sepertinya Bu ketua harus menulis khusus tentang destinasi dan budaya setempat bisa dapet dua buku itu

    BalasHapus
  2. Masya Allah ,hari ini aku dapat info baru ttg tradisi dan budaya dari salah satu kabupaten yg ada di propinsi Banten .Semoga aku bisa ke sana suatu hari kelak jika umur berkah bisa memanjakan mata menikmati destinasi yg indah di sana.

    BalasHapus
  3. Mantap bu Imut ,adat yg perlu dilestarikan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

How To be the F1

Ide Menulis Bagi Guru

Menjadi Yang Ke dua