Anak Senja
Duduk diberanda rumah kutatap langit, Senjaku tak lagi hadir dengan kemegahan jingganya. Senja sore ini sangat berbeda, senjaku datang ditemani rintik air yang menyapa manis dari langit. Segelas kopi putih menemani senjaku sore ini, kusesap aroma kopi dengan kenikmatan syahdu, baunya menjadi candu. Membawa kenangan jauh ke masa yang telah lalu.
Kala itu, sehabis olahraga pulang ke rumah untuk meneguk segelas air. Terlihat segelas kopi susu diatas meja entah milik siapa, ku minum bukan sesesap seperti halnya penikmat kopi tapi langsung ditenggak layaknya orang tidak bertemu air selama satu minggu. Terasa nikmat, hausku masih mendera kubuat kembali segelas kopi yang sama dicampur air dingin lalu kuminum kembali dalam satu tarikan napas. Segeeeer. Kopi mengalir dalam keringnya tenggorokan.
Malam hari badanku teras meriang kepala sempoyongan, dua hari tidak bisa melakukan aktivasi. Mungkinkah mabok kopi" ? Entahlah. Tapi itu semua tidak membuatku jera.
Sore ini hujan turut serta menemani senjaku dalam secangkir kopi diteras rumah. Memberi kesan romantis ditengah hiruk dramatis. Segelas kopi ditemani sepiring pisang goreng menemani senjaku dalam kelabu. Nikmatnya sampai ke kalbu.
senja ini adalah hujan yang cukup deras dibandingkan dengan hujan beberapa hari yang lalu. Senja dan hujan menjadi latar yang romantis. Hujan bulan Juni hujan membawa keberkahan, Mudah-mudahan. Tidak seperti Hujan di bulan Desember tahun 2019 yang memporak porandakan desaku dan beberapa desa yang ada di kabupaten lebak.
Nun jauh disana mungkin kau sedang menikmati senja dengan ditemani rintik air hujan juga. Atau sebaliknya, kau sedang menunggu hujan membasahi kaca jendela rumahmu. Tentang senja erat kaitannya dengan suasana. Menenangkan, sunyi dan damai. Waktu senja waktu yang paling tepat untuk melepas penat.
Ada yang mengatakan bahwa kopi itu ibarat kehidupan yang meski pahit tetap bisa dinikmati. Atau ungkapan bahwa kopi adalah teman kala menahan rindu. Hujan dan senja sering dikaitkan dengan hal yang menyangkut kenangan. Banyak lagu dan puisi yang terinspirasi dari indahnya senja dan dinginnya hujan.
Senja yang kehadirannya hanya sementara, semakin menambah kesan yang mendalam. Banyak yang mengungkapkan bahwa senja layaknya kehidupan, indah namun hanya sementara. Tak kalah romantis dari senja, hujanpun memiliki arti yang mendalam. Hmmm, bukan arti sih, namun lebih kepada kenangan yang terbangun disaat hujan turun.
Selalu ada cerita saat hujan turun, tiap tetesnya selalu melahirkan makna baru dan menciptakan kenangan โ kenangan panjang. Entah kenangan itu bertujuan atau tidak, namun akan selalu ada kisah yang terbangun saat hujan turun. Begitupun senja, setiap detik kehadirannya sangat bermakna. Menjadikan banyak orang menghargai sesuatu, bahwa keindahan itu hanya sementara.
Wiih piawai juga jemari bu ketua mengolah aksara menjadi untaian mutiara bermakna .
BalasHapusAh Senja yang syahdu merindu kekasih hatiku
Lagi belajar diksi akuuu๐ฅฐ
HapusMantap aksara nya nyata dan bagai air mengalir mengalir ๐
BalasHapusAksara tak nyata macam mana pak๐๐
HapusMencoba bercertiabtentang senjaku: Kini aku sudah di ujung senja. Menunggu detik-detik senja terhenti. Aku pun bersiap lenyap ditelan gelapnya malam. Oh, senja ... aku tak berdaya menahanmu walau hanya sekejap. Mana kopi untukku pada senja ini? Mantap Bu Emut.
BalasHapusBundaaa aku padamu, sehat2 ya bunsay
HapusSubhanallah... Terbayang indahnya๐๐
BalasHapusOalaah hayalan belaka bun๐
HapusEngkau bicara tentang kopi, disini aku berkisah tentang sirup. Jangan tak kau temui aku dalam sirup melon ku. Meski senja mulai memeluk, meski kopi dan sirup tak mungkin bersatu, tapi yakin lah suatu saat kita akan nikmati kopi rasa melon.
BalasHapusIngin kucoba pula rasa kopi rasa melon yang kelak kau sajikan sambil bercengkrama indahnya literasi pulau Bangka ๐
HapusTernyata kakak juga piawai yah.. Hehe keren dah kak
BalasHapusGk mau kalah sama anak kecil ๐
HapusLuar biasa, puitis sekali.
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusHmmmm ... Gk bosen kalo mbaca tulisan bu Emut ... Muach sll bu Emut
BalasHapusMuach juga bu there
Hapus