Malam Mingguan ala Santri



Apa yang sering anak muda lakukan saat malam Minggu? Yang punya pacar pasti pacaran lah ya. Yang jomblo? Karena malam minggu merupakan malam yang panjang pastinya hangout bareng teman-teman dong, kalau nggak ya nge-game sampe pagi. Terus yang punya keluarga biasanya kumpul bareng orang-orang tercinta. Bagaimana dengan sahabat Kompasianer? Tentu lagi sibuk nulis mencari ide ide brilian. Asyik ya kalau ngebayangin suasana malam Minggu, hampir semua orang bisa bersantai dan ingin menikmati malam lebih lama dari hari-hari sebelumnya.

Malam Minggu memang menjadi sebuah agenda menghabiskan waktu bersama untuk mereka Anak-anak muda yang ada di luar sana entah itu nongkrong bareng, main gitar sambil nyanyinyanyi nyanyi enggak jelas atau apapun yang unfaedah. Tak heran jika ada banyak sekali status malam Minggu menghiasi media sosial, mulai dari status yang lucu hingga status yang galau abis. Tapi banyak juga anak anak muda yang memanfaatkan malam minggu dengan membaca, atau mengerjakan tugas sekolah. Ini lebih manfaat ketimbang nongki nongki dijalanan.


Santri pun sama menghabiskan malam mingguan juga, enggak kalah asik dengan muda mudi yang ada diluar sana. Meski santri tinggal di pesantren malam mingguan tetap jalan, bedanya malam minggu di pesantren dilakukan dengan bermuhadharah terutama santri Nurul Madany. Santri sibuk dari hari sabtu sore mempersiapkan ruangan untuk bermuhadharah ria, ruang kelas disulap menjadi tempat pertemuan untuk muhadhoroh, disediakan mimbar, juga dihias dengan kreasi hasil tangan mereka. Disela sela muhadhoroh pun ada hiburannya, yang hobi nyanyi, sholawat, stand up komedi sesekali juga ditampilkan.

Muhadhoroh secara bahasa berasal dari bahasa Arab dari suku kata hadhoro yuhaadiru muhadhorotan, muhadhoroh adalah isim masdar qiasi yang artinya “saling hadir menghadiri”. Sedangkan menurut istilah muhadhoroh adalah suatu kegiatan aktivitas manusia dalam membicarakan suatu masalah degan cara berpidato atau berdiskusi yang dihadiri oleh orang banyak.

Muhadoroh yang dilaksanakan di pesantren Nurul Madany latihan berpidato dengan menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris, sesuai dengan yang telah dijadwalkan. Kegiatan ini tentu sangat berfaedah, santri dilatih untuk bisa berbicara di depan orang banyak menguji mentalalitas santri, dengan harapan kelak ketika mereka telah lulus dari pesantren menjadi mubaligh2 andal yang siap pakai. Sebab itulah pesantren Nurul Madany mewadahi santri santrinya dengan ilmu berdakwah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

How To be the F1

Ide Menulis Bagi Guru

Menjadi Yang Ke dua