Rerempakan
Entah dari mana awalnya, kata kata rerempakan begitu membumi di masyarakat Sunda terutama dilingkungan tempat tinggalku. Kata kata rerempakan menjadi ramai dan hangat diperbincangkan ketika menjelang bulan puasa saja.
Rerempakan atau ada juga yang menyebutnya munggahan identik dengan acara makan bersama-sama dengan keluarga, tetangga, teman, dan lain-lain. Biasanya rerempakan dilakukan di tempat-tempat tertentu yang menjadi favorit, entah itu dengan masak sendiri di rumah, atau sekitar kebun, pegunungan, pinggir sawah, sambil menikmati makanan dan pemandangan serta alam yang indah dan sejuk, ataupun bisa di rumah keluarga besar. Maupun di kantor, cafe, atau booking tempat makan lesehan sesuai dengan isi kantong masing-masing.
Menu yang biasa disajikan dalam acara munggahan ini adalah bakar ikan, dengan pelengkap lalaban, sambal terasi, atau sambal dadak serta nasi liwet yang panas. Lebih enak lagi kalau nasi liwetnya disajikan di atas daun pisang. Dengan begitu, rasa kebersamaannya pun lebih terasa.
Untuk menyambut Ramadhan sebagai ungkapan rasa syukur yang mendalam bisa dipertemukan kemana dengan bulan yang penuh maghfirah kami biasa mengadakan rerempakan entah itu dengan keluarga, dengan sahabat, teman kantor, tetangga satu RT.
Dua minggu sebelum puasa kami melaksanakan rerempakan yang bergilir, hari ini makan bareng di rumah si A, esok hari di rumah si B dan terus bergilir bagaimana kesepakatan.
Sebetulnya hampir tiap hari selalu ada acara makan bersama, tapi bukan lagi rerempakan namanya, dibulan-bulan biasa saya biasa menyebutnya bacakan atau ngaliwet.
Menu ala rerempakan bervariasi, tapi jangan sampai terlewat kan sambal terasi. Menu yang biasa disajikan dalam acara rerempakan ini adalah bakar ikan mas atau gurame, dengan pelengkap lalaban seperti Pete, jengkol muda mentimun, rebus daun singkong, jangan lupa sambal terasinya, atau sambal dadak dimana tomat, cabe, bawang merah direbus dahulu juga terasi yang dibakar serta nasi liwet yang panas. Menu wajib jangan sampai terlewat kan tempe goreng dan ikan asin pelengkap. Lebih enak lagi kalau nasi liwetnya disajikan di atas daun pisang. Dengan begitu, rasa kebersamaannya pun lebih terasa.
Terima kasih Bu Mutmainah atas kisahnya tentang rerempakan (Guru Dion Indonesia)
BalasHapusSalam kenal pak dion
HapusWah baru dengar menu tersebut. Kelihatannya lezat Bu. Salam literasi
BalasHapusBoleh dicoba bun, bikin ketagihan looh
HapusMantap bersama seru pastinya bu,
BalasHapusSeru banget๐
HapusWah...rerempakan, yuk.makan serempak....memang jengkol dan Pete bikin meriah....pasukan jengkol...merapat.
BalasHapusMari mari menyatu dalam pasukan jengkol dan pete
HapusAduuh Bu mut mah iseng
BalasHapusSaya lagi laper hari Kamis ini hahaha
Apa hubungan nya coba ? Haha
Kirim atuh kerumah
Kuatkan imanmu bu oviii๐
HapusTadi komen nya masuk kak, trus di curi lagi sama jaringan kakak.. Kakak ajarin bikin sambal dadak sama nasi liwet kak๐
BalasHapusAyooo ke banten dek๐๐
Hapusjadi kepengen nyobaik masakannya, hehehe
BalasHapusAyooo Omjay di tunggu dibanten
BalasHapusWa wa babacakan ya Bu emut
BalasHapusIa dooong, masih inget ya istilah Babakan padahal puluhan tahun yaa meninggalkan banten ๐
HapusKalau di Bogor namanya cucurak untuk munggahan. Kalau hari biasa namanya papadangan..Yuk.. kapan kita๐
BalasHapusHayuuu ach gaskeun ๐
BalasHapus