KIAT MENULIS CERITA FIKSI
Narasumber : Sudomo, S. PT
Moderator : Helwiyah
Menulis cerita piksi
- Salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. Dengan belajar menulis fiksi, tentu seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi murid-muridnya.
- Menulis fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan dan menyembuhkan luka. Dengan menulis fiksi, seorang guru bisa menyuarakan isi hatinya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya.
- Cerita fiksi merupakan media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid terutama menyangkut pengembangan karakter dan materi pengayaan.
- Menulis fiksi bisa menjadi tambahan poin dan koin, terutama jika dikumpulkan menjadi sebuah buku.
- Komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi.
- Kemauan dan kemampuan melakukan riset. Tujuannya agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.
- Banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain. Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.
- Mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan
- Memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.
D. Unsur-unsur pembentuk cerita fiksi
1. Tema atau Ide pokok cerita;
Kiat menemukan tema
adalah yang paling dekat dengan kita. Bisa saja keluarga atau sekolah. Selain
itu, pilih tema yang paling disukai dan kuasai. Hal ini akan memudahkan dalam
menyelesaikan cerita. Contoh Tema : Berkah kejujuran, Pendidikan dan
kemiskinan, Persahabatan tiga anak SD, Pengalaman siswa selama Belajar di
Rumah, Perjuangan guru selama Pembelajaran Jarak Jauh
2. Premis yang merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat.
Unsur-unsurnya terdiri
dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Contoh: Seorang
penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang akan menguasai dunia. Contoh
tersebut adalah premis dari novel Harry Potter.
3. Alur/plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita.
Terdiri dari pengenalan
cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.
4. Penokohan yang merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail
karakter dalam cerita.
Bisa digambarkan secara
langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan
penggambaran oleh tokoh lain.
5. Latar/setting yang merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana.
6. Sudut pandang yang merupakan cara penulis menempatkan diri.
Penggunaan sudut pandang
dalam menulis cerita fiksi harus konsisten.
E. Kita Menulis Cerita Fiksi
1. Niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Permasalahan yang
dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.
2. Perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referensi
berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.
3. Terkait ide dan genre. Catat segera ide cerita yang terlintas di kepala
agar ide tidak hilang begitu saja. Pilih genre yang disukai dan kuasai.
4. Outline/kerangka karangan.
Ø Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
Ø Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
Ø Membuat premis sesuai tema
Ø Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
Ø Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak
tokoh dengan baik
Ø Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
Ø Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
5. Kelima, mulailah menulis.
Ø Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan,
Ø kata unik, konflik)
Ø Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan
secara jelas kepada pembaca
Ø Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
Ø Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat
imajinasi
Ø Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
Ø Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
Ø Membuat ending yang baik
6. Lakukan swasunting.
Ø Dilakukan setelah selesai menulis;
Ø Jangan menulis sambil mengedit;
Ø Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan
istilah,
Ø Aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;
Ø Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega
menyunting tulisan sendiri;
Ø Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
luar biasa!
BalasHapusmantap bu ketua kelas sangat mudah dipahami..
BalasHapusSubhanallah semakin terdepan
BalasHapusMasya Allah,cekatan dan terbaik resumenya,Top bgt ketua kelas kita
BalasHapuskETUA KELAS BM 24, the best, salam sehat salam literasi
BalasHapusSemangat bun.. Jgn kasih kendor.
BalasHapusBisa jadi contoh
BalasHapusKeren
BalasHapusAngkat dua jempol buat bunda
BalasHapusMantap luar biasa kata om Jay
BalasHapusSepakat saya
Luar biasa kata Omjay. Sebuah kata yang singkat tetapi memberi motivasi yang kuat
BalasHapusSelalu terdepan tanpa mengurangi informasi dr narasumber malah materi yang relatenya bernutrisi...luar biasa
BalasHapus..#ikutan Oom Jay
mantaap
BalasHapusFive stars for you, Bu Mut.. The Flash, always.
BalasHapusKetua kelas, materi nya selalu yang terdepan. Komplit dan saya jadikan referensi
BalasHapusSalut sama semangat bun Imut😍👍👍
BalasHapusLuar biasa... Bunda ini. Pokoknya kereen
BalasHapusTerima kasih tulisannya. Memberikan motivasi dan inspirasi agar bisa segera menulis cerita fiksi.
BalasHapus